PERMASALAHAN SEKS BEBAS PADA KALANGAN REMAJA
1.
Latar Belakang
Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa
yang dimulai umur 8 – 14 tahun. Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai
faktor diantaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Secara
klinis mulai tumbuh ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya : tumbuh rambut pubis,
ketiak, timbul jerawat pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan,
pada wanita mengalami pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan pada
suara dan tumbuh jakun. Sebagian besar remaja umur kawin pertama dalam
usia belia (<19 tahun).
Pada masa puber (13 tahun ke atas) adalah masa di mana mereka mencari jati
diri dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin
tahu yang begitu besar. Bisa dibilang karena rasa ingin tahunya yang besar,
semakin dilarang, semakin penasaran dan akhirnya mereka berani untuk mengambil
resiko tanpa pertimbangan terlebih dahulu.
Diera gobalisasi seperti yang kita alami
saat ini, , remaja harus terselamatkan
dari bahaya globalisasi. Karena
globalisasi ini ibaratnya kebebasan. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang
asing yang masuk, sementara budaya tersebut tidak cocok dengan kebudayaan kita.
Sebagai contoh kebudayaan seks bebas itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat
ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkuatirkan. Para
remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai
pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa
memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran
sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk gengsi
yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan
untuk mendapatkan pacar.
Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk
terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari
perbuatan yang tidak mempunyai
status.
Oleh karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring
pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran
remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku remaja
dalam urusan seks adalah masuknya budaya barat ke negara berkembang seperti
Indonesia. Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah
bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma
agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung
tinggi nilai agama dan pancasila. Selain itu, Banyaknya media remaja yang getol menyajikan budaya
Barat semakin mendekatkan remaja pada kehidupan serba boleh (permissif ) alias
bebas berbuat selama tidak mengganggu orang lain. Termasuk dalam urusan seks. Karena di
beberapa negara Barat, perilaku seks bebas remaja memang tinggi sekali.
Mereka para orang negara barat menganggap bahwa seks bebas adlah suatu yang
wajar, karna sebagian besar mereka disana melakukan seks bebas. Hal tersebut
dapat terjadi karena tidak adanya budaya serta norma-norma yang mereka junjung,
sedangkan di Indonesia sendiri ada budaya serta norma-norma yang harus kita
junjung hal tersebut seharusnya dapat menjauhkan diri kita dari seks bebas.
Batasan
Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang ada
pada kalangan remaja dan mahasiswa diperlukan suatu batasan masalah untuk dapat
memberikan gambaran yang terarah, terperinci dan tidak menyimpang dari apa yang
telah diuraikan dalam perumusan masalah, serta dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik.
A. Defenisi Seks Bebas
Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh
laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah
satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah
melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan
maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan
tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Kurangnya keimanan, masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim,
dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi
generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda adalah tulang punggung bangsa,
yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan
bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat
tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya
Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para
ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16
tahun sampai dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan
sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan
dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun
sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang
tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Sedangkan mahasiswa sudah bisa dikatakan cukup dewasa.
Pada umumnya remaja dan mahasiswa
melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya, karna kebanyakan dari mereka
beranggapan bahwa pacar adalah calon suami yang berhak mendapatkan segalanya.
Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan
bebas. Karena saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah
menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan
disebabkan oleh pacaran. Bila kita menengok kebelakang tentang kebudayaan
Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan dengan non muhrim) merupakan hal yang
tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak dibenarkan
dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia, demikian juga dengan budaya islam.
Selain disebabkan oleh pacaran, seks
bebas juga didominani oleh para remaja dan mahasiswa untuk mencari uang
tambahan. Padahal untuk mencari uang masih banyak lagi jalan halal yang dapat
mereka lakukan, pada dasarnya meraka melakukan seks bebas dengan alasan mencari
uang adalah alasan sampingan, itu semua karena merekapun menyukai seks bebas
tersebut tanpa berfikir akibat buruk yang akan mereka tanggung. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda
dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak
remaja yang putus sekolah karena hamil.
Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa
kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu
menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa
pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
Dengan adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak milik selamanya maka seorang
remaja ataupun mahasiswa akan lebih berfikir ulang untuk melakukan seks bebas.
B.
Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas
Dalam perkembangannya, kehidupan di
jaman yang telah maju ini memiliki dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam
pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari
batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang
dilakukan oleh para remaja dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena
itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan
remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini di karenakan sekarang mereka
sangat begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja
mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah merambat sampai ke anak SMP. Sekitar
60-80% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks
bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang
semakin serius. Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih
bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa.
Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja terjerumus ke
dalam pergaulan bebas adalah salah bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang
tidak benar. Kebanyakan remaja ini ingin di puji dan di katakan gaul oleh
teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan.Maksud
dari salah bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih milih dalam bergaul,
kita boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh
dan tetap berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum yang
berlaku,karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.
Oleh karena itu kita sebagai remaja
harus membiasakan berfikir panjang ke depan sebelum melakukan sesuatu hal,
apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya bagi diri kita,
keluarga dan orang lain.
Berikut Beberapa faktor yang mendorong
para remaja untuk melakukan seks bebas adalah sebagai berikut:
1. Karena
kehidupan iman yang rapuh.
Kehidupan
beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan
dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh
situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karna kurangnya
keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa
harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna agama adalah
tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi
pengetahuan diluar agama tentu sangat minim.
2.
Kurangnya perhatian orang tua.
Orang
tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua
sangat diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling dekat
dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang.
Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak
akan mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.
Tetapi
ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya
sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak
yang tergolong memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan
perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalan penyesalan pada akhir
perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.
3.
Lengkapnya fasilitas.
Fasilitas
yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks bebas.
Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas
yang diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi. Jika
seorang remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka
melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka
perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi.
Contohnya
seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bias digunakan oleh para remaja dan
mahasiswa untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang selalu kosong juga
dapat menjadi tempat seorang remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas, oleh
karena itu jangan biarkan si anak berduaan dirumah.
4. Tekanan
dari seorang pacar
Karena
kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan
apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya.
dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap
memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga
diri selayaknya orang dewasa, dan pemikiran seperti itu sangat
banyak dijumpai.
5. Pelampiasan
diri.
Faktor
ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas
seperti seks bebas.
6. Kurangnya
pengetahuan tentang seks bebas.
Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas
adalah bentuk penyaluran kasih sayang
dalam sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa seks
kegiatan pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah
bentuk bujuk rayu setan. Tidak sedikit para remaja juga para mahasiswa
berfikiran seperti itu.
7. Rasa ingin
tahu tentang sesuatu yang berbau seksual.
Pada
usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika
teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi
yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong
mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa
mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.
8. Tontonan
yang tidak mendidik.
Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan
bagi remaja sangat besar. Apa yang merka tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan
dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film
yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang
bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat
dan adegan-adegan yang bisa meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi
tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.
Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang
memajang gambar sekitar wilayah dada, dan buka paha tinggi-tinggi, serta gambar
yang tidak layak dilihat lainya. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah
ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif.
Oleh sebab itu sebaiknya tontonan yang mendidiklah yang harus diberika pada
seorang anak sejak dini sehingga kelak saat remaja menjadi remaja yang baik.
9. Pergaulan
bebas.
Pergaulan
bebas yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras dan sebagainya
akan berujung pada seks bebas. Karna pergaulan bebas dapat menyebabkan
seseorang lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang akan
berujung pada seks bebas. Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu sangat
salah.
10. Masa remaja
terjadi kematangan biologis.
Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi
sebagaimana layaknya orang dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja
secara normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah
terpengaruhi oleh stimuli yang merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan
melihat film porno,
cerita cabul, dan gambar-gambar erotis.
Kematangan biologis yang tidak disertai dengan
kemampuan mengendalikan diri cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi
hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang
disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja
dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.
11. Rendahnya pengetahuan tentang
bahaya seks bebas.
Sehingga
mereka beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan
mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi,
kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan dapat
memudahkan kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya kita
sebagai seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila
menemukan atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin
merasakannya atau mencobanya.
12. Faktor lingkungan seperti
orang tua, teman dan tetangga.
Di
dalam faktor ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam pergaulan
bebas di karenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering mereka
sebut dengan broken home.Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi juga
adalah karena terjerumus atau terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan pujian
atau ingin di bilang “gaul”.
13. Salah bergaul
Teman
merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa. Apabila
seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya akan
fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa
depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan
wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan
rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan
kemaksiatan.
14. Kegagalan remaja
menyerap norma
a.
Hal ini disebabkan karena
norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah
westernisasi. Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun tetap
harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya serta agama yang ada.
b.
Faktor perubahan zaman.
Faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi
penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di zaman sekarang banyak
media yang mudah di akses oleh semua umur yang menyediakan tayangan tanyangan
yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa.Namun karena rasa ingin
tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja menggunakan atau melihat
media untuk orang dewasa tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin tahu itu
pun akan terus berkembang seperti ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba hal
yang baru dia lihat.Oleh karena itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat
penting dalam faktor ini.
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja
mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya
pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidak stabilan emosi
remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali.
Namun semuanya kembali ke diri
kita sendiri, mau menjadi orang yang seperti apa kita ? Jauhilah pergaulan
bebas dan hal hal negatif yang berdampak sangat merugikan bagi diri kita
sendiri.
Kita harus dapat menempatkan diri
sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan agama dan norma hukum
yang berlaku agar terhidar dari hal-hal tersebut.Ingat lah kita sebagai remaja
adalah calon penerus bangsa di masa depan, oleh karena itu jika kita melakukan
hal-hal yang negatif tersebut mau jadi apa negara kita nanti ! Maka mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan diri
kepada Tukan YME untuk mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar yang
paling utama di dalam diri kita sendiri.
C. Akibat dari Seks
Bebas
Selain memiliki hukum haram, seka bebas
memiliki akibat atau dampak yang sangat negatif bagi sipelaku. seks bebas juga
dapat menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal
yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi
wanita. Selain itu seks bebas juga dapat berakibat:
a)
Hilangnya Kehormatan.
Hilangnya
kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta
merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja
kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting
bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah
hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga
kehormatannya.
b)
Prestasi cenderung menurun.
Apabila
seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka fikirannya akan
selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada,
sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar disekolah atupun
diperkuliahan akan menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lains
ebagainya dapat menurunkan prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.
c)
Zina Mengeluarkan Bau Busuk.
Bau
tersebut yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati
yang bersih) melalui mulut atau badannya, Hal ini sangat dipercayai oleh agama
islam.
d)
Hamil Diluar Nikah.
Hamil
diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku. Terutama bagi
remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan sipelaku jika
ketahuan peserta didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah
hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang
tua.
e)
Aborsi dan bunuh diri.
Terjadinya
hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan fikiran sipelaku, guna
menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya
dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui
aborsi bahkan bunuh diri.
f)
Tercorengnya Nama Baik Keluarga.
Semua
orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga di
idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal
tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam dihati
keluarga.
g) Tekanan
Batin.
Tekanan
batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut sipelaku
akan sering murung dan berfikir yang tidak rasional.
h) Terjangkit
Penyakit.
Mudah
terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang mematikan,
seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17
tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali
lipat.
i)
Ketagihan.
Seks
bebas dapat menyebabkan seseorang ketagihan untuk melakukan hal kotor tersebut.
Hal tersebut sangat berbahaya karna keinginan
yang tidak terkontrol.
j)
Gangguan kejiwaan.
Akibat
seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau setres, disebabkan
karna ketidak mampuan menerima kehidupan, kurangnya persiapan mental untuk
hamil serta takut terhadap hukuman Tuhan.
D. Upaya Pencegahan
Pergaulan Bebas
Seks bebas yang terjadi pada remaja dan
mahsiswa dapat dicegah dengan beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Mempertebal
keimanan dan ketaatan kepada Tuhan YME.
Mendekatkan
diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan mungkar.
2. Menanamkan
nilai-nilai agama, moral dan etika.
Antara lain : pendidikan agama, moral dan etika dalam
keluarga, kerjasama guru, orangtua dan tokoh masyarakat.
3. Menanamkan Nilai Ketimuran.
Kalangan remaja dan mahsiswa kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan
pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan
dengan nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang
bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk
meningkatkan derajat keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya
nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu
kali untuk terjun ke seks bebas.
4.
Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual.
Melalui
pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang seksual
seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang berlainan jenis.
5. Pendidikan.
Pendidikan
yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga
mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri,
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat,
mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang
mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
6.
Pendidikan sex (Sex
Education).
Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang
anatomi, fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks
adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi
dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan legal.
Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja
bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya
akibat pergaulan bebas, Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar
dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini,
anehnya banyak orang tua yang cuek saja terhadap perkembangan anak-anaknya.
7.
Penyuluhan tentang seks bebas.
Dalam
penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda khususnya remaja dan
mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat
menghindarikan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka pada seks bebas.
8.
Menegakkan Aturan Hukum.
Sudah sepatutnya para penegak hukum
menjaga tempat-tempat yang sering digunakan oleh para kaula muda untuk
berpacaran.
9.
Jujur Pada Diri Sendiri.
Yaitu menyadari
pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing.
Sehingga seks bebas tersebut
dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak mengikuti hawa nafsu
mereka. Pada dasarnya mereka yang melakukan seks bebas menyadari bahwa hal yang
mereka lakukan adalah salah.
10. Memperbaiki Cara
Berkomunikasi.
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan
orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan
batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan
komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya
terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga.
11. Pacaran sehat.
Berpacaran sangat lekat hubungannya
dengan seks, karena tidak sedikit mereka yang melakukan seks bebas bersama
kekasihnya. Disitulah kita tanamkan budaya pacaran sehat tanpa seks. Berpacarn
sehat itu seperti: tidak berhubungan seks, pacar sebagai pemberi motivasi.
12. Menjauhkan diri dari beduan
ditempat sepi.
Seks bebas bisa terjadi dengan
didukungkan suatu tempat, jadi apabila seorang remaja atau mahasiswa yang masih
polos akan mudah dirayu yang berujung pada seks bebas. Apabila sepasang remaja
atau mahasiswa berdua ditempat yang sepi maka ada orang ketiga yaitu setan yang
dapat menjerumuskan terjadinya seks bebas.
13. Munakahat.
Munakahat atau
menikah. Cara ini efektif sekali. Inilah yang ditawarkan oleh Islam sebagai
salah satu solusi atas seks bebas. Karna pada dasarnya pacaran yang baik
adalah pacaran setelah menikah, untuk menghindarkan fitnah dan perbuatan zina.
Itulah
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergaulan bebas
khususnya di kalangan remaja. Selain itu, kita juga harus mewaspadai hubungan
dengan lawan jenis apakah hubungan ini mengarah pada sex bebas atau tidak,
untuk memperoleh kepastian alangkah baiknya jika mengetahui tahapan-tahapan
menuju sex bebas Berikut ini ada tahapan-tahapan yang dilakukan remaja dan
mahasiswa sehingga mereka melakukan seks bebas:
1) Dimulai
dengan pegangan tangan
2) Ciuman
sebatas pipi dan kening
3) Ciuman
bibir
4) Berpelukan
5) Kemudian
mulai berani melepas pakaian bagian atas
6) Meraba
bagian yang sensitif
7) Hingga
terakhir melakukan hubungan seks
Biasanya
para remaja pada saat berpacaran baru berani melakukan tahapan dari nomor 1
sampai dengan nomor 5 (walaupun banyak juga yang berani melakukan tahapan nomor
6, tapi hanya sebagian kecil yang sudah berani melakukan hubungan seks dengan
pacarnya).
Dalam hal ini peran orang tua sangat penting. Point-point peranan orang tua dalam mencegahan sex bebas yaitu:
Dalam hal ini peran orang tua sangat penting. Point-point peranan orang tua dalam mencegahan sex bebas yaitu:
a.
Sebagai panutan (suri tauladan)
b.
Sebagai perawat dan pelindung
c.
Sebagai pendidik dan sumber informasi
d.
Sebagai pengarah dan pembatas
e.
Sebagai teman dan penghibur
f.
Sebagai pendorong
Hal tersebut dapat menjadikan
anak lebih dekat dengan orang tuanya sehingga anak tidak akan sampai terjerumus
kepada hal-hal yang negatif seperti sex bebas.
E. Pandangan Agama Islam Terhadap Seks
Bebas
Tidak ada satu agamapun yang mewajibkan pengikutnya
untuk melakukan seks diluar nikah, Pandangan dari berbagai agama mengenai sex bebas pastilah negatif terlebih
lagi di agama islam. Dibuktikan dengan Firman Allah SWT : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra’: 32)
Dan pernyataan yang menyataakan bahwa perbuatan zina
termasuk dosa besar setelah syirik dan pembunuhan, dan termasuk kekejian yang
membinasakan dan kejahatan yang mematikan. Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah
suatu dosa setelah syirik yang lebih besar di sisi Allah dari setetes air mani
yang diletakkan seorang lelaki pada rahim yang tidak dihalalkan baginya.”.
Adapun hukumannya yang diterapkan di agama Islam
adalah dengan menegakkan hukuman bagi pelaku zina baik laki-laki maupun
perempuan yang sudah menikah berupa rajam dengan lemparan batu hingga meninggal
agar seluruh anggota tubuhnya merasakan siksaan itu sebagai hukuman bagi
keduanya. Keduanya dilempar dengan batu sebagai gambaran bahwa mereka telah
menghancurkan suatu rumah tangga, maka keduanya dirajam dengan menggunakan
batu-batu dari bangunan yang telah mereka hancurkan itu. Bila keduanya belum berkeluarga, maka mereka dicambuk
sebanyak 100 kali dengan cambukan yang paling keras dan dibuang dari negeri
asalnya selama satu tahun. Di Indonesia tidak dapat memberlakukan
hukum rajam karena indonesi merupakan negara yang domokrasi, hukum rajam
berlaku di negara islami seperti arab.
Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak
tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam
kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk
melakukannya. Godaan semacam
itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan
keagamaannya tidak begitu kuat. Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks
bebas-terutama di kalangan remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan
unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan
selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih
terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri. Selain itu,
sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan
reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar.
Melihat fakta yang terjadi di sekitar kita, banyak
para pemuda dan pemudi yang mengaku dirinya muslim tetapi mereka melakukan
perbuatan zina. Jika hal ini dibiarkan, maka akan sangat berabahaya bagi kelanjutan da’wah Islam. Betapa sedihnya
jika umat Islam yang begitu besar tetapi akhlak para pemudanya penuh dengan
kebobrokan. Naudzubillahi min zaalik. Padahal Islam telah menetapkan dan mengatur batas-batas dalam
pergaulan bebas diantaranya dengan menjaga dengan pandangan mata dan memelihara
kehormatan (tarji).
Solusi islam dalam penanggulangan seks bebas yaitu:
-
Memberikan
hukuman yang berat seperti yang telah disampaikan sebelumnya sehingga manusia
merasa takut untuk berbuat zina.
- Memberikan
suatu ketetapan yang mampu memberitahukan kedalam hati nurani kita bahwa
berzina itu salah dan akan menimbulkan malapetaka.
- Memberikan
saran agar menjaga hawa nafsu dengan puasa sunnah.
Kesimpulan
Terjadinya seks bebas di kalangan
remaja dan mahasiswa dikarenakan banyak faktor, yang paling utama adalah
pesatnya perkembangan jaman, hal tersebut membuat pergaulan menjadi bebas,
sehingga banyak remaja dan mahsiswa yang bergaul tanpa batasan dan etika. Salah
satu contohnya dalam berpacaran.
Para remaja dan mahasiswa berpacaran tidak mempunyai batasan serta etika
sehingga dalam berpacaran lebih banyak dampak negative dibandingkan dampak
positif seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah tentang seks bebas
menyebabkan mereka berfikir bahwa melalui seks bebaslah tersalurnya cinta dan
kasih sayang. Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala
macam perkembangan yang di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun
lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para remaja kehilangan bangku sekolahnya,
sama halnya juga para mahsiswa yang terpaksa berhenti kuliah karna hamil diluar
nikah. Selain itu, hamil diluar nikah dapat berujung pada pengguguran janin,
baik melalui aborsi ataupun bunuh diri karena tidak siapnya menerima kenyataan
(hamil diluar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan
norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua
dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya,
memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab
itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus
dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar
lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.
Saran
Beberapa saran tentang
seks bebas yang perlu
diperhatikan adalah :
1)
Kepada pihak orang tua, berikan
semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja
dengan dalam memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar
terhindar dari seks bebas.
2)
Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar
lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya dengan
mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar
sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada perilaku seks bebas. Tingkatkanlah
pengetahuan tentang segala perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3)
Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga ikut
ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka menyalurkan
energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada penyaluran dorongan bilogis
secara langsung, misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan, pecinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain
yang bersifat mengembangkan potensi dan bakat masing-masing.
Play at Slots.lv Casino & Resort
BalasHapusPlay at Slots.lv 출장샵 Casino and Resort. 춘천 출장샵 All 포항 출장마사지 rights reserved. 광주 출장샵 All rights reserved. 서귀포 출장안마 Online gambling is permitted in Nevada's only state-regulated, regulated,